T <marquee behavior="alternate">Makna (SNW) Sistematika Nuzulnya Wahyu</marquee> ~ SNW

Minggu, 16 November 2014

Filled Under:

Makna (SNW) Sistematika Nuzulnya Wahyu

Sistematika Nuzulnya Wahyu




PEMBAHASAN 
A. Latar Belakang
         Hadirnya Sistematika Nuzulnya Wahyu (SNW) bermula dari ustad Abdullah Said[1] merenung mengapa Nabi Muhammad begitu cepat mencapai hasil sedangkn kita tidak?
Dalam jangka hanya 23 tahun Nabi betul-betul dapat merampungkan hal-hal yang mendasar dalam perjuangan. Berhasil berubah peta sejarah. Berhasil merombak kultur jahiliyah menjadi islami. Kita sudah berapa kali 23 tahun, belum ada perubahan yang signifikan ke arah perbaikan yang kita buat. Padahal kalau berbicara tentang konsep perjuangan, bukankah Al-Qur’an yang digunakan Nabi Muahammad SAW itu juga yang ada sekarang? Tanpa Perubahan sediktpun. Kalau soal berpedoman semua lembaga perjuangan islam mengaku Al-Qur’an sebagai pedomannya. Lalu dimana letak msalahnya?’’

        Pertanyan di atas terus membayangi benak Abdullah Said di sela-sela kegiatan dakwah sejak masih di Makassar, apalagi setelah di Darul Hijrah kalimantan timur dengan kegiatan yang lebih menggila. Ketemulah Kesimpulan bahwa rupanya letak kekeliruannya adalah pada cara pempelajari Al-Qur’an tidak berdasarkan urut-urutannya sehinggah cara kita menyelaminya tidak sistimatis .

        Hasil penelusuran menyimpulkan bahwa menempatkan Surah Al-Alaq 1-5 sebagai wahyu yang diturunkan cukup kuat dalilnya. Tafsir Ibnu Katsir pun mengemukakan bahwa Al-Alaq 1-5 adalah wahyu pertama, kemudian disusul surat Al-Qalam, Al-Muzammil, Al-Mudatsir, lalu         Al-Fatihah.

         Abdullah Said semakin gigih menggali dan mencari rahasia di balik Sistematika Nuzulnya    Wahyu . Wahyu pertama dikaji dengan melibatkan kawan-kawan dan orang-orang yang berkompeten dalam hal ini. Yang jelas, dalam benaknya selalu timbul asumsi bahwa tidaklah mungkin wahyu pertama itu tidak mengandung keluarbiasaan. Sejarah yang mebuktikan , pada waktu wahyu pertama ini turun, kondisi masyarakat yang jahiliyah sudah mengalami perubahan drastis. Heboh luar biasa. Sungguh banyak pertanyaan menggelitik sehubungan dengan turunnya wahyu pertama.

B. Pengertian 
         Salah satu metode (manhaj) yang diterapkan Rasulullah dalam membinah sahabat beliau adalah mengaplikasikan tata urutan wahyu . Tata urutan wahyu ini di lingkungan pesantren Hidayatullah dikenal dengan manhaj Sistematika Nuzulnya Wahyu (SNW). Sebagai Alternatif mengulangi kembali kejayaan yang pernah diraih Rasulullah bersama para sahabat-sahabatnya. Dengan kata lain metode Sistematika Nuzulnya wahyu adalah suatu upaya merekonstruksi nilai-nilai Al-Qur’an secara sistematis sebagaimana yang dilakukan Rasulullah dan para sahabatnya.

C. Komponen Konsep 
     Metode  Sistematika Nuzulnya wahyu terdiri dari 5 surah yang turun pertama kali. Kelima surat tersebut kemudian dijadikan metode oleh pesantren Hidayatullah.
Adapun susunan surat dalam Manhaj SNW sebagai berikut:

1. Al-Alaq



Mayoritas ulama tafsir sependapat bahwa wahyu pertama turun adalah surah Al-laq ayat satu sampai lima. Lima penggal ayat inilah yang telah menggemparkan dunia. Seandainya teknologi informasi moderen sudah ada waktu itu, niscaya penerimaan wahyu pertama akan direkam oleh media elektronik dan cetak. Isi beritnya disiarkan keseantero dunia. Apalagi lima ayat itu sekaligus merupakan justifikasi pelantikan diri Muhammad SAW sebagai seorang Nabi dan Rasul[2]. Menurut Ustdz Abdul Qadir Abdullah[3] ada empat makna pokok dalam surat Al-alaq 1-5 sebagai berikut:
a.      Perintah untuk membaca sebagian ulama tafsir mengatakan bahwa yang dibaca ialah Al-qur’an namun menurut ustdz Tasyrif Amin[4] yang dibaca bukanlah Al-qur’an saja tapi seluruh alam ini perlu di baca supaya kita bisa mengenal  Allah SWT.
b.      Menyadari bahwa Allah  menciptakan kita dari segumpal darah adalah sperma, sesuatu yang menggantung, sesuatu yang naif. Dari arti dan konatasi segumpal darah tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa manusia tidak ada yang dari perunggu, emas,berlian atau perak. Semua manusia bahan bakunya sama, yaitu sperma. Sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Insan (76) ayat 2-3 yang Artinya:                                                                Sesungguhnya kami menciptakan manusia dari spermayang memancar (bercampur denganovum) untuk mengujinya, maka Kami membuat dia mendengar dan melihat. Sesungguhnyakami telah menunjukkan jaln kepadanya, ia boleh berterimh kasih atau tidak berterima kasih.Jelaslah, berdasarkan kedua ayat tersebut, manusia diciptakan dari sperma.                                                                                                                                      Mengingat bahan baku manusia itu dari sperma, maka betapa lemahnya manusia. Kemudian kenapa manusia bisa sombong dan angkuh terhadap sesamanya, merasa lebih dari yang lain dan mengaku diri turunan “darah biru”. Raja,Presiden,Menteri,Rakyat jelata, proses kejadiannya sama. Ingat, khalaqal insana min ‘alaq. Manusia keluar dari perut ibu melalui selangka, kecuali lahirnya tidak normal.
c.       Suatua pernyataan bahwa Allah SWT itu paling mulia. Secara implisit pernyataan ini mengandung pengertian sebaliknya bahwa manusia itu hina. Menurut logika berpikir, hendaknya manusia itu tergantung hanya kepada-nya saja. Untuk mengetaskan diri manusia yang hina akibat idiologi jahiliyah buatan manusia hanya melalui idiologi tauhid. Inilah missi agama samawi yang diperjuangkan oleh Nabiyullah Adam a.s. hingga nabi Muhammad SAW.
d.      Suatu pernyataan bahwa Allah SWT sebagai sumber ilmu. Maka tidak pantaslah manusia sombong dan angkuh karna ilmu, karna Allah yang memberi ilmu kepada hambanya dan Allah pulalah yang mencabut ilmu yang diberi kepada hambanya.
2 Al-qalam 
Menurut Ustdz Abdul Qadir Abdullah terdapat tiga makna pokok dalam surah Al-qalam 1-7 sebagai berikut:
a.      Baransiapa yang ber-Qur’an di jamin oleh Allah tidak gila, namun orang tidak ber-Qur’an itulah yang gila meskipun mereka mengatakan kamu gila. sebagaimana Nabi Muhammad di katakan gila oleh orang-orang kafir quraisy padahal mereka-lah yang sebenarnya yang gila.
b.      Baransiapa yang ber-Qur’an maka baginya gaji yang tidak terputus-putus karna Allah yang akan menggajinya. Beliau mengatakan makanya tidak perlu jadi PNS.
c.       Baransiapa yang ber-Qur’an Allah SWT akan memuliakannya dihadapannya dan dihadapan para mahluknya.
3.  Al-Muzammil 
Didalam Surah Al-Muzammil terdapat enam azimat. Azimat ini dapat membersihkan jiwa dan
Menyuburkan iman yang telah terpatri setelah menghayati wahyu pertama dan yang kedua.
Keenam azimat itu adalah:                                                                                                 
a.       Shalat Lail adalah sholat sunnah yang pernah diwajibkan, pada saat shalat fardhu lima waktu belum ada. Nah, setelah shalat lima waktu itu diwajibkan, turunlah statusnya menjadi sunnat.  Menurut Ustdz Abdul Qadir Abdullah sholat lail kita sangat sedikit karna dalam ayat memerintahkan untuk sholat enam jam lalu kurangilah sedikit maka empat jam dan tamba lagi jadi tujuh jam inilah perintah Allah pada Surah Al-Muzammil.
b.      Baca Al-Qur’an, Membaca Al-Qur’an merupakan tanda cinta kepada Allah SWT. Rasulullah sebagai orang yang menerima langsung Al-Qur’an senantiasa membacanya.Begitupun sahabat, ada yang menghatamkn dalam waktu tiga hari, satu minggu dan ada yang satu bulan. Mereka mendapatkan julukan “ Al-Qur’an berjalan” , karena selalu membaca, menghafalkan,mengkaji sertamengamalkannya.
c.       Berzikir, baik dalam pengertian menyebut atau mengingat Allah, sangatlah pengting. Manusia memang dituntut banyak berpikir. Jika malas berpikir,itu sama dengan membunuh diri pelan-pelan. Tapi berpikir saja tanpa zikir, akan menimbulkan stres dan buahnya tidak mengantar kepada kemaslahatan. Itulah yang banyak melanda manusia sekarang. Ahli pikir banyak, tapi ahli zikir kurang
d.      Tawakkal, untuk menjelaskan tentang tawakkal , Abdullah Said mencontohkan burung, berlandaskan hadist.                                                                                                                                                                                                                                                                   “ Sekiranya kamu bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakkal, niscaya Allah akan memberi kamu rezeki sebagaiman memberi rezeki kepada burung. Berangkat di waktu pagi dengan perut kosong dan kembali di sore hari dalam keadaan tembolok penuh.’’ (H.R. At-Tirmidzi)                                                                                                             “Coba belajar pada burung untuk mendapatkan jiwa optimis, karena jiwa optimis itu merupakan pembuka jalan untuk dapat berpikir positif. Kalau kita telah memiliki cara berpikir positif, hidup ini pasti enak . Dunia ini tidak sesempit yang kita duga.
e.      Sabar, Washbir ‘ala ma yaquuluun.[5] Dalam ayat ini Allah SWT menyuruh kita bersabar terhadap ucapan-ucapan yang mengolok, mengkritik, dan mengcelah. Mengapa? Karna ada enam hal yang menjadi modal eksisnya syahadat dalam diri dan menajamkan cita-cita merealisasikan Al-Qur’andalam kehidupan keseharian, yang paling adalah bersabar menerima ucapan-ucapan yang tidak menyenangkan.
f.        Hijrah yang paling utama adalah mengubah pola pikir dan cara pandang negatif kepada yang positif. “ Tujuan utama hijrah adalah untuk menyatukan shaf, memperkokoh barisan.
4.   Al-Mudatstsir
Menurut Ustdz[6] dalam surah Al-Mudatstsir  1-5 terdapat lima makna pokok sebagai berikut:
a.      Perintah berdakwa karena membesarkan Allah SWT. Sikap seorang pemberi peringatan adalah selalu mengagungkan Allah SWT. Jiwaraganya selalu terwajahi kebesaran Allah, sehingga tidak ada yang besar di hadapannya selain Allah. Kalau tidak demikian,seorang da’i sulit menyampaikan pesan-pesan suci yang seharusnya disampaikan. Terlalu banyak diperhitungkan. Terlalu banyak rasa takut yang menyungkupi dirinya.
b.      Pakainmu hendaklah kamu bersihkan yang dimaksud disini ialah membersihkan hati, perbaiki niat dan orang paling dekat dengan kita. Jangan sampai seorang da’i menyampaikan  risalah-nya dengan berbekal niat popularitas pribadi, mencari pujian, sanjungan, atau untuk mendapat keuntungan duniawi seperti honor dan fasilitas. Jika diniatkan bukan mencari keridhaanya, pasti Allah berlepas tangan.
c.       Menjauhi dosa besar maupun dosa kecil.
d.      Janganlah kamu memberi dengan maksud untuk memperoleh balasan yang lebih banyak. Ini bekal penting yang harus disadari para da’i
e.      Penekanan “sabar” dalam ayat ini agak berbeda dengan surat Al-Muzammil. Titik penekanannya adalah pembelajaran mental untuk tangdang ke gelanggang. Seorang da’i akan  menghadapi berbagai macam perlakuan. Kalau mental tidak kuat pasti akan mundur.
5.     Al-Fatihah
Surat Al-fatihah adalah surat yang paling pertama turun lengkap, surat Al-fatihah sebagai
Ummul Qu’ran  dan satu-satunya surah yang wajib dibaca pada saat sholat sebagaimana sab-
da Rasulullah SAW.Tidak ada sholat apabilah tidak membaca surah Alfatihah kitab.(Al-hadist)
Dalam surah Al-Fatihah ada lima makna pokok:
a.        Rekomendasi menjadi khalifah di muka bumi.
b.       Menebar kasih sayang  adalah tugas khalifah yang kedua tidak terbatas pada manusia     saja tapi juga kepada binatang dan tumbuh-tumbuhan. Semua mahluk.
c.       Tugas khalifah berikutnya adalah menegakkan daulah kekuasaan Allah SWT di atas          bumi ini
d.      Tugas khalifah yang telah disebutkan itu bukanlah pekerjaan yang ringan. Tanpa bntun dan pertolongan Allah SWT, tidaklah mungkin dapat berhasil. Itulah sebabnya seorang kader harus mengabdi kepada-nya sepenuh hati untuk membuktikan penghambaan diri kepada-nya.
e.      Kita diperintah meminta jalan yang lurus. Ini sangat luas pengertiannya. Dapat berarti diberi kecerdasan dan pemikiran yang jernih untuk dapat membedakan antara yang haq dan batil, dapt berarti diberi kemampuan untuk  dapat memecahkan suatu problem, dan semacamnya.








                                                        PENUTUP

         Demikianlah uraian singkat tentang Sistematika Nuzulnya Wahyu (SNW).                                       Mulai Al-‘Alaq: 1-5, kemudian Al-Qalam: 1-7, lalu Al-muzammil: 1-11, Almuddatstsir: 1-7, dan Al-Fatihah. Abdullah Said menyebutnya sebagai drafnya Al-Qur’an. Dan semua ayat yng turun sesudahnya menjadi pengjelasan dari 5 Surah ini.
        Sistematika Nuzulnya Wahyu,menurut Abdullah Said, memberi petunjuk bagaimana pertama-tama kita berupaya merassukkan iman yang dalam ke dalam diri jamaahdan berupaya menyadarkan akan kelemahan dan ketidkberdayaan dirinya. Inilah landasan berpijak dan titik tolak dalam berislam.
        Jika imankepada Allah sudah merasuk, selangjutnyauntuk mengajak melaksanakan hukum-hukum Allah tidaklah sulit. Akan bergerak dengan sendirinya. Karena iman itu, kata Abdullah Said, kata kerja, bukan kata benda. Jadi, tidak pasif, tapi aktif.
        “Tugas kita adalah melakukan dakwah itu terus- menerus tanpa mengenal lelah dengan selalu menjaga niat jangan sampai melenceng, serta merawat keikhlasan jangn sampai ternodai oleh riya,” ujar Abdullah Said***


[1] Pendiri Pesantren Hidayatullah

[2]H  Abdul mannan (dalam buku membangun islam kaffah)

[3] Pembimbing (hasil wawancara)

[4] Anggota DPP Hidayatullah (Pekan motivasi)

[5] Al-Muzammil ayat:10

[6] Abdul Qadir Abdullah

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 SNW.