Ujian merupakan ! pengujian Allah kepada Hamba-hambanya yang beriman.
Allah S.W.T. tidak meberikan ujian kepada orang orang yang tidak termasuk orang orang beriman
Semakain berimanya seseorang . maka semakin berat pula ujian yang Allah Swt .. berikan
Ujian yang paling berat yang di berikan pertama -tama adalh Para NABI . dan detelah itu baru kepada orang orang yang beriman ..
Kisah- kisah ujian para (NABI)
Nabi (ADAM)
Memakan buah KHULDHI
فَدَلَّىٰهُمَا بِغُرُورٍ ۚ فَلَمَّا ذَاقَا ٱلشَّجَرَةَ بَدَتْ لَهُمَا سَوْءَٰتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِن وَرَقِ ٱلْجَنَّةِ ۖ وَنَادَىٰهُمَا رَبُّهُمَآ أَلَمْ أَنْهَكُمَا عَن تِلْكُمَا ٱلشَّجَرَةِ وَأَقُل لَّكُمَآ إِنَّ ٱلشَّيْطَٰنَ لَكُمَا عَدُوٌّ مُّبِينٌ
Kementrian Agamamaka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: "Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: "Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua
Allah Maha Pengasih dan Pengampun taubat Adam dan Hawa diterima, keduanya diampuni Allah. Tetapi atas kesalahan itu mereka harus keluar dari surga yang penuh kenikmatan. Ini sudh sesuai dengan kehendak Allah yang memang menciptakan manusia sebagai khalifah di bumi, sebagai penghuni dan pengatur planet bumi...
Maka berfirmanlah Allah : “Demi kemuliaanKu, kamu berdua harus meninggalkan surga ini. Kalian akan turun ke bumi yang telah lama terbentang. Disana segala kebutuhan hidupmu tersedia, tetapi kalian harus bersusah payah, harus bekerja keras untuk mendapatkannya.”
Demikianlah, Adam dan Hawa harus turun dari surga. Sewaktu diturunkan ke bumi keduanya berada di tempat yang terpisah jauh. Konon Adam diturunkan di Tanah Hindia, sedangkan Hawa di Tanah Arab.
Di bumi metreka harus menghadapi tantangan berat untuk mempertahankan kahidupan. Wajah bumi yang belum tersentuh tangan manusia keadaanya sangat menyeramkan. Gnung-gunung menjulang tinggi, jurang-jurang terjal menganga lebar, pohon-pohon raksasa tumbuh berserakan, binatang-binatang buas baik yang besar maupun yang kecil berkeliaran dimana-mana.
Untuk melindungi tubuhnya dari hawa dingin dan sengatan serangga, Adam dan Hawa memakai kulit binatang sebagai pakaiannya.
Selama bertahun-tahun keduanya saling mencari dan berkelana dari satu tempat ke tempat lainnya. Perjalanan yang ditempuh sangat sukar dan penuh bahaya. Derita dan sengsara benar-benar mereka rasakan. Akhirnya mereka bertemu di Padang Arafah setelah saling mencari selama empat puluh tahun.
Nabi (NUH)
Nabi Nuh ‘alaihis salam berdakwah mengajak umatnya ke jalan Allah selama 995 tahun secara rahasia dan terang-terangan, malam dan siang hari, memberikan kabar gembira juga ancaman, akan tetapi beliau hanya mendapatkan pembangkangan dari mereka, bahkan pelecehan dan ejekan. Kendati demikian Nabi Nuh tetap berdakwah dalam waktu tersebut tanpa kesal dan bosan. Setiap kali umatnyamenentang, maka beliau merubah caranya dalam berdakwah. Bagaimanapun keadaannya, beliau amat belas kasihan kepada umatnya dan takut jika mereka tertimpa adzab Allah yang sangat pedih. Beliau sangat penyantun dan lapang dadanya dan sungguh telah menjadi teladan dalam kesungguhan dan telah berada dalam puncak kesabaran.
Allah mengabadikannya dalam al-Qur’an:
قَالَ رَبِّ إِنِّي دَعَوْتُ قَوْمِي لَيْلا وَنَهَارًافَلَمْ يَزِدْهُمْ دُعَائِي إِلا فِرَارًاوَإِنِّي كُلَّمَا دَعَوْتُهُمْ لِتَغْفِرَ لَهُمْ جَعَلُوا أَصَابِعَهُمْ فِي آذَانِهِمْ وَاسْتَغْشَوْا ثِيَابَهُمْ وَأَصَرُّوا وَاسْتَكْبَرُوا اسْتِكْبَارًاثُمَّ إِنِّي دَعَوْتُهُمْ جِهَارًاثُمَّ إِنِّي أَعْلَنْتُ لَهُمْ وَأَسْرَرْتُ لَهُمْ إِسْرَارًا
“Nuh berkata: “Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang, maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran). Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (ke mukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat. Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka (kepada iman) dengan cara terang-terangan, kemudian sesungguhnya aku (menyeru) mereka (lagi) dengan terang-terangan dan dengan diam-diam.” (Nuh: 5-9)
Cobaan Nabi Nuh bukan hanya dalam menghadapi kaumnya, juga kala menghadapi keluarganya. Inilah fitnah dan cobaan yang hanya dihadapi oleh orang-orang yang bersabar.
Seorang da’i terkadang diberikan ujian dan cobaan dengan sikap kaum dan teman-temannya, akan tetapi ketika dia kembali kepada keluarganya, maka ia mendapatkan ketenangan dan penyejuk hati. Adapun Nuh, beliau dicoba dengan sikap kaumnya dan keluarganya sekaligus. Allah berfirman:
ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلا لِلَّذِينَ كَفَرُوا اِمْرَأَةَ نُوحٍ وَامْرَأَةَ لُوطٍ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ فَخَانَتَاهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَقِيلَ ادْخُلا النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِينَ
“Allah membuat istri Nuh dan istri Luth perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya); Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka).” (at-Tahrim: 10)
Bukan hanya isterinya yang menjadi musibah dalam keluarga Nuh, akan tetapi anaknya pun menolak Islam dan membantah ayahnya sehingga masuk ke dalam golongan kafir. Nuh berusaha keras menyelamatkan anaknya, akan tetapi harapan tinggal harapan, Allah berfirman:
وَهِيَ تَجْرِي بِهِمْ فِي مَوْجٍ كَالْجِبَالِ وَنَادَى نُوحٌ ابْنَهُ وَكَانَ فِي مَعْزِلٍ يَا بُنَيَّ ارْكَبْ مَعَنَا وَلا تَكُنْ مَعَ الْكَافِرِينَ قَالَ سَآوِي إِلَى جَبَلٍ يَعْصِمُنِي مِنَ الْمَاءِ قَالَ لا عَاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِلا مَنْ رَحِمَ وَحَالَ بَيْنَهُمَا الْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ الْمُغْرَقِينَ
“Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: “Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir. Anaknya menjawab: “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!” Nuh berkata: “Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang”. Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.” (Huud: 42-43)
Nabi (IBRAHIM)
Nabi Ibrahim di bakar hidup-hidup
Kekalahan Raja Namrud dalam berdebat dengan Nabi Ibrahim as. malah mengundang kemurkaannya yang lebih besar. Dengan segera ia memerintahkan tentaranya untuk menghukum Nabi Ibrahim dengan hukuman yang seberat-beratnya. Demikianlah, Nabi Ibrahim menjalani hukuman mati dengan jalan dibakar hidup-hidup.
Api dinyalakan besar sekali dengan kayu hidup sebagai bahan bakarnya. Nabi Ibrahim as. diikat dan diletakkan dalam tumpukan kayu itu. Namun dengan izin Allah swt. dan kuasa-Nya, api tidak membakar Nabi Ibrahim hingga ia selamat dan tidak terluka sedikit pun.
Firman Allah swt.
قُلْنَا يَانَارُ كُوْنِيْ بَرْدًا وَّسَلَمًا عَلَى اِبْرَاهِيْمَ
Artinya: "Kami berfirman: Hai api menjadi dinginlah dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim." (Q.S. al-Anbiya: 69).
Perintah untuk menyembelih nabi Ismail
Nabi Ibrahim merupakan salah satu nabi yang sangat wira’i, taqwa, dan cinta kepada Allah. Pada suatu ketika Nabi Ibrahim berqurban 1000 kambing, 300 sapi, dan 100 unta budunah ke jalan Allah sehingga membuat orang-orang dan para malaikat terheran-heran. Beliau berkata “Setiap apapun yang membuat aku dekat dengan Allah, maka tidak ada sesuatu yang berharga bagiku. Demi Allah, jika aku mempunyai seorang anak niscaya aku akan menyembelihnya ke jalan Allah. Jika itu bisa membuatku dekat kepada Allah”. Waktu pun berlalu dan hari silih berganti. Beliau pun lupa akan ucapan yang telah dikatakan. Ketika beliau berada di Baitul Muqoddas, beliau memohon kepada Allah agar dikaruniai seorang anak. Kemudian Allah pun mengabulkan permohonan beliau. Beliau dikaruniai seorang putra yang tampan dan sholeh bernama Ismail dari istri beliau Hajar.
Allah berfirman dalam Alqur’an pada Surat Ash-Shoffat penggalan Ayat 102:
لسعىا معه بلغ فلما
Maka tatkala anak itu (Ismail) sampai pada umur sanggup berusaha bersama-sama Ibrahim
Ketika Nabi Ismail berusia 9 tahun (ada yang mengatakan 13 tahun), pada waktu itu bertepatan pada malam tanggal 8 Dzul hijjah, Nabi Ibrahim tidur dan bermimpi. Dalam mimpi tersebut, seseorang berkata kepada beliau “Wahai Ibrahim, tepatilah janjimu !”. Setelah terbangun pada pagi hari, berliau berpikir dan mengangan-angan, dan berkata pada dirinya “Apakah mimpi itu dari Allah ataukah dari syetan ?”. Kemudian hari itu dinamakan yaumut tarwiyyah atau hari tarwiyyah[1], karena tarwiyyah dalam bahasa arab artinya berpikir mengingat masa lalu.
Pada malam harinya beliau tidur dan bermimpi seperti mimpi yang pertama. Setelah terbangun pada keesokan hari, beliau mengetahui bahwa mimpi tersebut berasal dari Allah. Dan pada hari itu (tanggal 9 Dzul Hijjah) dinamakan yaumu arofah atau hari arofah[2]. Pada malam harinya beliau pun bermimpi dengan mimpi yang sama seperti sebelumnya. Setelah terbangun pada keesokan hari, beliau baru menyadari bahwa mimpi tersebut adalah perintah untuk menyembelih putra beliau. Kemudian pada hari itu (tanggal 10 Dzul Hijjah) dinamakan yaumun nahr atau hari nahr[3].
Ketika Nabi Ibrahim akan mengajak putranya untuk disembelih, Beliau berkata kepada istri beliau Hajar “Pakaikanlah anakmu dengan pakaian yang bagus, karena sesungguhnya aku akan pergi bersamanya untuk bertamu !”. Hajar pun memberi Nabi Ismail dengan pakaian yang bagus, memberinya wangi-wangian, dan menyisir rambutnya. Kemudian Nabi Ibrahim pergi bersama Nabi Ismail dengan membawa sebuah pisau besar dan tali ke arah tanah Mina.
Pada hari itu Iblis lebih sibuk dan lebih gugup, datang dan kembali. Ia menemui, menggoda mereka,dan berusaha agar penyembelihan tersebut gagal. Iblis menggoda Nabi Ibrahim, pada waktu itu Nabi Ismail sedang berlari-lari di depan beliau “Apakah kamu tidak melihat tegaknya anakmu ketika ia berdiri, ia begitu tampan, dan lembut tingkah lakunya !!!”. Nabi Ibrahim berkata “Iya, tetapi aku diperintah untuk menyembelihnya !!!”. Iblis pun tak kuasa menggoda Nabi Ibrahim meski dengan seribu godaan. Kemudian ia pergi menemui Hajar, dan berkata “Wahai Hajar, bagaimana bisa kamu hanya duduk disini sedangkan Ibrahim pergi bersama anaknya untuk menyembelihnya !!!”. Hajar berkata “Kamu jangan dusta kepadaku, mana ada seorang ayah yang tega menyembelih putranya ?”. Iblis menjawab “Lalu untuk apa Ibrahim membawa pisau besar dan tali !!!”. Hajar bertanya “Untuk alasan apa ia menyembelihnya ?”. Iblis menjawab “Ia menyangkan bahwa tuhannya telah memerintahkannya untuk meyembelih anaknya !!!”. Hajar berkata “Seorang nabi tidak diperintahkan untuk kebatilan dan aku akan selalu percaya padanya. Nyawaku sebagai tebusan atas perkara itu, maka bagaimana dengan anakku (tentu ia pun demikian) !!!”. Dengan beribu-ribu rayuan dan godaan, tetapi Iblis tak kuasa menggoda Hajar. Kemudian ia pergi menemui Nabi Ismail dan menggodanya “Kamu sangat senang bermain-main, tetapi ayahmu membawa pisau besar dan tali, ia akan menyembelihmu !!!”. Nabi Ismail berkata “Kamu jangan berbohong kepadaku, ayahku tidak akan menyembelihku !”. Iblis berkata “Ia menyangka bahwa tuhannya telah memerintahkannya untuk menyembelihmu !!!” Nabi Ismail berkata “Aku akan selalu tunduk dan taat terhadap perintah tuhanku !!!”. Saat Iblis akan melontarkan perkataan lain untuk meggodanya, Nabi Ismail mengambil batu-batu dan melemparkannya kepada Iblis sehingga mengenai mata kiri Iblis. Kemudian Iblis pun pergi dengan kecewa dan putus asa. Nah, pada tempat Allah mewajibkan melempar jumrah bagi orang yang melaksanakan haji dengan niat melempar batu atau kerikil ke arah syetan dan mengikuti apa yang telah dilakukan Nabi Ismail.
Setelah sampai di tanah Mina, Nabi Ibrahim berkata kepada putranya, sesuai yang termaktub dalam Al-Qur’an Surat Ash-Shoffat penggalan ayat 102 :
يا بني إني ارى في المنام أني اذبحك فانظر ماذا ترى
Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkanlah apa pendapatmu.
Maksudnya adalah Nabi Ibrahim meminta pendapat Nabi Ismail, bagaimana pendapat Nabi Ismail menyikapi mimpi tersebut. Mimpi seorang nabi adalah haq dan benar, apakah Nabi Ismail bisa bersabar atau ia meminta maaf sebelum dilaksanakan penyembelihan. Ini merupakan ujian yang diberikan dari Nabi Ibrahim kepada Nabi Ismail, apakah Nabi Ismail bisa taat dan tunduk ataukan sebaliknya. Nabi Ismail pun menjawab sesuai yang termaktub dalam Al-Qur’an Surat Ash-Shoffat penggalan ayat 102 :
يا أبت افعل ما تؤمر ستجدني ان شاء الله من الصابرين
Wahai ayahku, lakukan apa yang diperintahkan kepadamu, Insya’allah engkau akan menemuiku termasuk orang-orang yang sabar
Kisah (nabi Sulaiman)
Nabi Sualaiman adalah salah satu diantara sekian banyak nabi yang diberi mukjizat yang memang fenomenal untuk ukuran manusia dan di antara para nabi, oleh Allah mukjizat tersebut hanya diberikan kepada nabi Sulaiman a.s. Namun di samping sebagai mukjizat yang diberikan oleh Allah SWt, juga itu merupakan sebuah ujian yang sangat besar bagi nabi Sulaiman untuk ukuran manusia dan para nabi.
1. Nabi sulaiman adalah seorang raja yang memiliki kekuasaan wilayah teritorial dan wilayah tertentu lengkap degan segala infrastruktur sebagaimana halnya seorang raja yang menguasai wilayah tertentu. Dapat dibayangkan mungkin bagi seukuran manusia biasa kalau diberi kekuasaan sebagai wakil rakyat saja sombongnya udah ga kepalang tanggung. Tapi lain bagi Nabi Sulaiman, walaupun mempunyai kekuasaan dan jabatan tertinggi sebagai raja dan penguasa tidak menjadikan Nabi Sulaiman lupa kepada Allah SWT. Nabi Sulaiman sebagai seorang nabi walaupun dengan kekuasaannya yang mutlak dan absolut sebagai raja, tetapi tetap ta'at beribadah kepada Allah dan bersikap sederhana dan adil dalam menjalankah roda pemerintahannya.
2. Nabi Sulaiman yang seorang raja tentunya memiliki kekayaan yang melimpah. Saking kaya dan melimpahnya kekayaan Nabi Sulaiman menjadikan orang dijaman sekarang merasa penasaran untuk menelusuri jejak-jejakdari situs kerajaan Nabi Sulaiman dan mencari harta kekayaan peninggalan Nabi Sulaiman. Walaupun memiliki kekayaan yang sangat melimpah tidak menjadikan Nabi Sulaiman lupa diri. Nabi Sulaiman tetap sederhana dalam kehidupan sehari-harinya dan menggunakan kekayaan itu di jalan Allah, tidak untuk berfoya-foya. Padahal kalau untuk ukuran manusia sekarang punya kekayaan yang masih bisa dihitung saja sombongnya minta ampun, hampir menyamai si Qarun. Jadi jangan coba-coba mau sombong klo punya harta masih bisa dihitung dengan ilmu matematika dan bisa menghidupi cuma sampai 7 turunan.
3. Nabi Sulaiman juga mampu berkomunikasi dengan bangsa Jin, dengan semua hewan dan bisa mengendalikan angin. Suatu hal yang sangat mustahil bisa dilakukan oleh manusia manapun di dunia ini. Nabi sulaiman memanfaatkan bangsa jin sebagai salah satu pasukan kerajaannya, tidak perlu BIN ataupun intel atau paspampres. Dengan kekuatan bangsa Jin, Nabi Sulaiman bisa melaksanakan urusan kenegaraan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, minim biaya dan anggaran serta efesien dari segi waktu. Contohnya waktu berkomunikasi dengan Ratu Bilqis, demi urusan dakwah untuk menaklukan Ratu bilqis maka dikerahkanlah salah satu kekuatan mukjizat Nabi Sulaiman yaitu dengan cara Nabi Sulaiman memerintahkan salah satu Jin untuk memindahkan singgasana Kerajaan Ratu Bilqis ke Istana Nabi Sulaiman dalam waktu sekedipan mata ketika mata itu belum berkedip. Dengan kemampuannya bisa berkomunikasi dengan hewan menjadikan salah satu pasukan kerajaannya adalah bangsa hewan, selain itu Nabi Sulaiman juga memperlakukan hewan sebagaimana mestinya bahwa itu adalah makhluk Allah SWT. Untuk urusan transportasi Nabi Sulaiman bisa mengendalikan angin, sehingga kemana-mana bisa dilakukan secepat kilat, tanpa perlu pesawat jet pribadi concorde atau pesawat jet tempur F-117 stealth.
Orang menganggap bahwa harta adalah hanya karunia belaka, padahal sebetulnya itu adalah salah satu ujian yang diberikan Allah SWt kepada makhluknya. Bagi orang yang bertaqwa harta adalah salah satu bentuk ujian,
tapi bagi mereka yang tidak bertaqwa, harta hanya sebatas karunia yang harus dinikmati seenak perutnya, bahkan sebagai berhala yang menjadikan mereka lupa akan kebesaran Allah SWT.
Dengan semua kelebihan yang dimiliki oleh Nabi Sulaiman tersebut dianggapnya sebagai ujian yang maha berat, seorang anak manusia yang berpredikat Nabi dengan segudang kelebihan duniawi ternyata masih bisa bersyukur kepada Allah dan sukses menjadi salah satu hamba Allah yang sholeh. Kalau kita renungkan manusia zaman sekarang bisa kita lihat dan bayangkan, hanya dengan sesuatu yang dimiliki yang tidak seberapa dengan Nabi Sulaiman tapi masih berani ingkar kepada Allah SWT, bahkan berani menyombongkan diri dengan apa yang dimilikinya yang tidak seberapa.
Untuk itulah saya tidak habis pikir dengan semua pemikiran mereka yang mengangung-agungkan jabatan, materi dan kekuatan dunia yang tidak seberapa dibanding dengan Nabi Sulaiman yang memiliki semua kebutuhan dunia atas seizin Allah SWT. Bagi orang-orang yang kaya dan merasa sok kaya dengan harta, jabatan dan kekuatan lainnya yang kalian miliki, berkacalah kepada Nabi Sulaiman, ingat bahwa kita ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Nabi Sulaiman, apalagi dengan Allah SWt yang Maha Memiliki segalanya. Mari kita bermuhasabah dan menjadikan sosok Nabi SUlaiman sebagai ibrah, orang biasa yang diberi predikat Nabi dan memiliki keistimewaan dunia yang sangat tinggi.
Sepengal hikmah :
Ujian Itu Hadiah Dari Allah | Hari terus berganti hari. Kehidupan manusia juga terus berjalan pantas seiring dengan masa yang pantas berlari. Di celah-celah hari berwarna-warni yang di jalani dan ditelusuri, tanpa disedari atau tidak, manusia sebenarnya telahpun menempuh pelbagai ujian dan dugaan duniawi. Ujian-ujian yang diberi oleh Allah itu datang menyapa silih berganti dalam pelbagai bentuk dan rupa. Setiap orang diuji olah Allah berbeza-beza mengikut tahap kemampuannya.
Setiap manusia yang hidup pasti pernah merasakan senang, gembira, ceria, tertawa, tersenyum. Hal itu merupakan ungkapan kebahagiaan karena telah mendapat NIKMAT dari Allah SWT. Bagi orang beriman ketika mendapatkan nikmat, maka ia bersyukur. Selain itu kadang atau bahkan sering kita juga pernah merasakan sedih, menangis, cemas, bimbang, kecewa. Semua ini merupakan ungkapan penderitaan atas beban hidup yang semakin berat, hal inilah yang dinamakan MUSIBAH. Bagi orang yang beriman ketika ditimpa musibah ia bersabar seraya berkata "qolu innalillahi wa inna ilaihi rojiun (dia berkata sesungguhnya semua ini dari Allah dan akan kembali pula kepada-Nya)".
Baik NIKMAT ataupun MUSIBAH yang pernah kita rasakan keduanya merupakan ujian hidup, karena hidup ini adalah ujian. Ketahuilah bahwa Allah ta’ala menjadikan kehidupan dunia ini sebagai ujian bagi hamba-hambanya agar diketahui siapakah dari hamba-Nya yang menaati-Nya dan siapa yang mendurhakai-Nya. Sebagaimana firman Allah SWT
Dialah Allah yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kalian, manakah di antara kalian yang paling baik amalnya, dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun (QS Al Mulk:2)
Marilah kita berusaha untuk terus bersabar dalam menjalani ujian dari Allah Swt ..